Langsung ke konten utama

Maukah Kau Menikam (dengan) Ku


Sebenarnya hidup ini biasa saja. Mau jadi orang biasa. Ya lakukanlah hal yang biasa. Hidup aku hidup orang biasa. Hidup aku biasa saja. Beberapa tahun ini. Tamat kuliah. Bekerja di kantor kontraktor ayah.
Selasa ngajar di sekolah. Yang membuat hidup ini sekarang susah payah adalah teman-teman yang sudah menikah.
                Beberapa tahun kedepan aku terancam hidup tanpa mereka. Tanpa cinta sudah jalan beberapa tahun saja. Setelah di putuskan. Di tolak. Di acuhkan. Di sia-siakan. Perlahan hati ini tidak punya rasa lagi. Hati sudah di simpan di dalam lemari. Di balik baju yang tak di pakai lagi.
                Teman pertama yang menikah adalah si Ayi, kami sedikit shock! Kok ada cewek yang mau sama dia. Mau menikah lagi, hidup bersama selamanya. Luar biasa. Anaknya sudah dua. Luar biasa, walaupun kedua anaknya menangis waktu di lahirkan. Menangis bukan karena ayahnya dia. Tapi memang begitu semua manusia.
                Lalu beberapa kawan yang sudah juga menikah, yang kaya dan yang sudah bekerja. Maklumlah. Tapi aku ini apalah. Kerja tak tetap. Seandanya bisa ijab Kabul begini : saya terimah nikahnya anak bapak, dengan mahar 20 mayam dari bapak atau begini “saya terima nikahnya anak bapak, dengan sponsor Aon dan Fly emirates” atau Saya terima nikahnya anak bapak dengan mahar di cicil melalui FIF dan Adira atau begini “saya terima nikahnya anak bapak dengan senang hati” atau “saya terima nikahnya anak bapak dengan tiga kali Al-Baqarah” dan “saya terima nikahnya anak bapak dengan anak kambing saya. Di bayar tunai!!.
                Kenapa menikah di persulit di Aceh? Di Pidie lagi. Di Lhok lagi? Kenapa mahal-mahal sekali? mau jual anak ya? Bilang lagi jawa semakin banyak di Aceh. Orang tu beranak2 terus. Kita orang aceh makin sedikit. KB lagi.
                Kalau dalam dunia percintaan. Aku luar biasa. Aku mencintai wanita-wanita yang luar biasa. Tapi sayangnya wanita luar biasa itu tidak sama sekali mencintaiku. Aku tak pernah salah memilih wanita. Mereka saja tak pernah memilihku. Cw3dw!h dw3h!
                7 bulan lalu ada perubahan besar dalam hidup ini. Aku bertemu seorang wanita. Sebenarnya banyak wanita yang kulihat tiap hari di jalan. Tapi untuk apa di bilang. Wanita yang aku temui ini pertamanya biasa saja. Berbedak tebal. Sedag membeli es krim. Dia sedang di gangu pria paruh baya. Aku lewat saja. Tak jadi bertemu. Hari berikutnya dia duduk di depan rumahnya yang sederhana. Dengan rok hitam yang sobek di mata kakinya. Sungguh jarang sekarang wanita yang mau memakai rok sobek.
                Dia anak juragan semangka. Berwajah seperti artis Cina. Lupa namanya. Zang ziyi kayaknya. Cantik sekali. tapi masalahnya dia tidak berjilbab. Malas mengaji dan hobi nonton tv. Makes nasi goreng. Mikes jus jeruk. Rencana dengan dia besar. Desa dia tinggal adalah desa yang damai. Cocok untuk berkebun dihari tua dan memelihara ikan. Membuat rumah yang sederhana, pagar bamboo. Berjualan kelapa tua. Membantu ayahnya kesawah dan menanam semangka. Dan hidup bahagia selamanya.
                3 bulan berikutnya kami selesai berkerja di desa itu. Aku pindah ke desa lain. Bertemu lagi dengan wanita. Tidak cantik. Kurus, hanya gemuk di bagian-bagian tertentu. Anak yatim. Lucu. Rambut keriting. Rajin mengaji, memasak, mencuci baju. Rumah kayu sederhana. Tidak ada tv nya. Wah! Luar biasa. Rumahnya dekat dengan pengajian salafi. Rencana dengan dia besar . Desa ini Cocok untuk berkebun dihari tua dan memelihara ikan. Membuat rumah yang sederhana ini sedikit demi sedikit, pagar sudah ada. Berjualan kelapa tua. Membantunya kesawah dan menanam kacang panjang. Dan hidup bahagia selamanya.
                Pusing! Beberapa tahun lalu juga aku bertemu dengan wanita soleha. Tidak pernah kulihat rambutnya. Hafal qur’an. Tidak apa apa tak bisa memasak. Bisa beli. Lagian aku tak suka makan. Aku lebih suka ibadah. Rencana dengan dia besar . Membuat rumah yang sederhana ini sedikit demi sedikit,  di tanah yang luas. Lalu membuat kelas-kelas. Dia  mengajar Al-qur-an. Aku mengajar ilmu hitam. pagar sudah ada. Lalu sedikit demi sedikit mendirikan pesantren. Dan hidup bahagia selamanya.
                Lalu kita tidak lupa kita bercermin. Siapa saya. Emas tak ada semayam pun. Mau melangkah. Biarlah dulu kawan-kawan yang jalan. Saya tunggu sampai benar-benar.

Menulis 650 kata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Well of Ghost (cerbung)

Angin berdesir meniup pasir putih di tepi pantai,ombak di laut bergemuruh menerjang karang,ikan ikan berenang kesana kemari mencari makan,ubur-ubur menari nari di atas terumbu karang di saksikan bintang laut yang menempel di balik perahu nelayan tapi, Paragraph ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan cerita ini. Di dalam ruagan mandi sekolah kami,ada sebuah sumur besar peniggalan belanda,ukurannya 3 kali lebih besar dari sumur biasa,sumur ini di kelilingin oleh bebatuan,Nampak berlumut hijau yang licin,airnya sangat jernih dan hidup beberapa ikan mujair di kedalaman sumur ini. Sekarang saya berada di dalamnya,sedang mandi, ini jam 11 siang,santri lain sedang belajar di kelas,pelajaran fisika.saya dendam sama pelajaran itu.karena gurunya,kami panggil beliau pak KOMBET,kami pangil beliau begitu karena helm yang beliau pakai mirip dangan helm tentara Amerika di film COMBAT yang di siarkan di TVRI pada masa itu, tahun 1992. Kenapa saya mandi di dalam sumur. ini,berawal dari abang ...

Menjelajahi Wisata Wajib di Aceh: Sabang!

Di akhir pekan ini kami guru-guru dan staf satu sekolah Sukma Bangsa Pidie merayakan liburan di Sabang. Sekitar 120an orang kami bersiap menunggu bus jemputan pukul 03.00 dini hari di kampus sekolah. Di hari jumat ini kami berangkat dari Pidie menuju Banda Aceh ke pelabuhan penyebrangan Ulee Lheue. Dengan tiket sekitar 35.000 kami menaiki kapal Aceh Hebat 2.  Terombang ambing di kapal lambat selama hampir 2 jam, kami tiba di pelabuhan Balohan Sabang. Lalu kami dijemput oleh bus sekolah menuju masjid untuk melaksanakan salat jumat. Masjid penuh, kami harus mendengar khutbah dari luar dalam masjid. Setelah khutbah baru bisa kami merangsek masuk dan salat dua rakaat disambung asar dua rakaat. Lalu kami menuju Iboieh. Destinasi paling disukai di Sabang ini menawarkan panorama indah, kita bisa nginap di tepi pantai, bisa melihat ikan sambil berenang memakai google (snorkeling) bisa naik perahu kaca kalau takut berenang dan bisa juga diving untuk kalangan perenang profesional...