Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

Kenapa Kita Menonton Film?

  Seiring berjalannya waktu, aktivitas menonton film tidak hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga menjadi suatu bentuk pelarian dari rutinitas sehari-hari yang melelahkan. Bang Rahmat Idris, seorang yang pernah mengalami pengalaman langsung dengan masyarakat India, memberikan pandangan bahwa kehidupan para pekerja di sana sangatlah melelahkan. Menjadi seorang kuli, berdesakan di jalan, dan harus menanggung beban berat dalam kehidupan sehari-hari menjadi kenyataan pahit yang harus dihadapi. Untuk mengatasi kepenatan tersebut, masyarakat India mencari hiburan yang dapat memberikan mereka pelarian dari keseharian yang sulit. Salah satu bentuk hiburan yang populer adalah film. Pada masa lalu, India menjadi produsen film yang sangat produktif di luar negeri, mungkin sebagai jawaban atas kebutuhan akan impian dan fantasi yang dihadirkan dalam dunia perfilman. Dalam film, terdapat berbagai impian manusia yang terwujud, baik sebagai pangeran, putri kerajaan, superhero, pahlawan nasional, ma

Poin Penting dari Syarah Budaya, bersama Junaidi Ahmad

  Moderator Khairul Fahmi  Sangkaan saya acara ini terkait simbol di ruangan bupati: wayang, itu multikultural kah? Lebih Utama acara Sujiwo Tejo, budaya kita banyak, kenapa harus dimasukkan budaya orang (otonomi budaya Lokal) Apakah Kita Selalu Harus Mengaminkan Budaya Nasional? Negara biasanya hadir atas program yang mereka rancang, Amarullah Yacob, Pengantar: Hasil diskusi bersama terselenggara Acara ini untuk refleksi sithon acara kebudayaan di Pidie. Pidie merupakan lumbung intelektual. Banyak penemuan manuskrip banyak pengarang dari Pidie. Tgk Abdul Muthaleb Klibeut, baru ditemukan Maskur Pedir Museum. Tapi intelektual di Pidie meredup selawet ini. Makanya dibuat acara ini untuk masa yang akan datang untuk perubahan dalam pemikiran untuk kawula muda. Acara ini diinisiasi untuk /merubah menghidupkan/mencerahkan pemikiran.  Menambah khazanah kebudayaan.  Acara ini murni gerakan intelektual, bukan agenda politik. Ustaz Junaidi Ahmad  tempat duduk disebut juga  Seung, bantayan Iskand